Rabu, 12 Desember 2007

Bus Warga Baru Mogok, Penumpang Menumpuk


SUBANG,– Para sopir dan kondektur Bus PO Baru Warga trayek Subang-Jakarta melakukan aksi mogok jalan sebagai aksi lanjutan dari aksi demonstrasi yang dilakukan ke Dinas Perhubungan Kabupaten Subang kemarin, yang mengakibatkan terjadinya kekosongan kendaraan di terminal Subang, sehingga para penumpang menumpuk, Kamis (0612).

Melihat penumpang yang menumpuk, Bus Kramatjati langsung menyelonong masuk yang seharusnya berangkat pada pukul 14.30 WIB, jadi mengambil jadwal bus Warga Baru pada pukul 10.30 WIB. Sehingga mengakibatkan para sopir dan kondektur Warga Baru bersitegang dengan para sopir dan kondektur bus Kramatjati.

Menurut salah seorang penumpang yang akan berangkat ke Jakarta, Heron Tamrin, mengatakan kepada RAKA, saat datang ke Terminal Subang ternyata tidak ada satu bus pun, baik dari Warga Baru maupun dari Karamatjati. Setelah menunggu, baru datang bus Kramatjati, dan para penumpang yang sudah menunngu langsung masuk ke bus Kramatjati. Tetapi jelang sekitar 15 menit, bus Warga Baru datang, dan disitu terjadi perdebatan antara pihak Warga Baru dengan Kramatjati

Saya itu saat datang kemari belum ada mobil, basik itu Kramatjati maupun itu Warga Baru. Terus datang keramat jati, tetapi setelahj elang waktu 15 menit baru datang bis warga baru. Setelah saya tunggu sekian jam lamanya ternyata ada masalah antara kramatjati dengan Warga Baru. Saya pun mengatakan kepada pihak Warga Baru, sebagai penumpang kita itu konsumen semua, jadi tolonglah bantu kami secara kemanusiaan. Tetapi pihak Warga Baru malah ngotot dan mau ngegerumuti saya,” ungkap Heron.

Sementara menurut Kasubdin Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan, Manto Sudjoko, sebetulnya bus Warga Baru itu tidak melakukan aksi mogok jalan, melainkan hal ini mereka lakukan atas kelanjutan dari aksi kemarin yang pihak Warga Baru melakukan protes ke Dinas Perhubungan, untuk menuntut agar jadwal pemberangkatan itu disesuaikan dengan time table yang ada.

“Sebetulnya bus Warga Baru tidak mogok jalan, tetapi ini kelanjutan dari kemarin yang pihak Warga Baru melakukan protes ke Dinas Perhubungan, jadi dia menuntut agar jadwal pemberangkatan itu disesuaikan dengan time table yang ada. Dan kemarin sudah saya jawab, baik bus Kramatjati maupun Warga Baru, bahwa ini akan kita laksanakan untuk penertiban pemberangkatan, ujar Manto.

Sementara lanjut Manto, kasus yang terjadi tadi karena penumpang di jalur Karamatjati sudak menumpuk. Melihat penumpang sudah menumpuk akhirnya bus Kramatjati menyelonong masuk yang seharusnya jadwal pemberangkatan pada pukul 14.30 WIB. Sedangkan bus Warga Baru yang seharusnya masuk pukul 10.30 WIB ada di bengkel sedang diperbaiki.

“Sebetulnya kami sudah menahan agar bus Kramatjati tidak masuk, tetapi diluar pengetahuan petugas dia (Bus Kramatjati-red) menyelonong masuk. Yang namanya penumpang kan tidak tahu menau, begitu ada mobil masuk kejalur, penumpang langsung masuk ke mobil,”ungkap Manto.

Manto menambahkan, ia juga sempat bersitegang dengan pengurus kramatjati agar tidak boleh berangkat, karena seharusnya bus Karamatjati berangkat pukul 14.30 WIB, sedangkan bus yang seharusnya masuk rusak.

“Untuk menyelesaikan masalah ini saya minta kesepakatan kepada PO warga baru, tetapi kru dari warga baru tidak mengijinkan. Penumpang kan klaim, suruh turun tidak mau, suruh naik warga baru tidak mau. Akhirnya saya menelpon pengurus warga baru, H.Maman, dan beliau mempersilahkan kru dari warga baru diredakan oleh pihak kami. Dan setelah H.Maman menelpon kepada karyawan warga baru, baru situasinnya reda, akhirnya kramatjari bisa kita berangkatkan,”ujar Manto.

Memang lanjut Manto, sekarang ini ada pengecekan surat-surat mobil, tetapi ini tidak dilaksanakan secara serentak. Melainkan mobil yang datang langsung di cek satu-satu. Dan pihaknya mengaku sudah melaksanakannya dari pagi. Tetapi kalau untuk uji emisi itu dilakukan secara berkala, dimulai dari rem, lampu dan segala macam, dan itu semua termasuk teknis.

“Memang hari ini sedang ada pengecekan surat-surat bus, tetapi ini tidak dilaksanakan secara serentak. Melainkan mobil yang datang langsung di cek satu-satu. Dan kami sudah melaksanakannya dari pagi. Tetapi kalau untuk uji emisi itu tidak dilakukan sekarang, dan dilakukan secara berkala, dimulai dari rem, lampu dan segala macam, dan itu semua termasuk teknis,”tambah Manto.

Agar tidak terjadi lagi hal seperti ini tambah Manto, ia akan melakukan penyesuaian pemberangkatan kendaraan dengan time table yang ada. Dan jika sudah tertib time tible-nya, maka hal ini tidak akan terjadi lagi.

“Sebenarnya pelaksanaan time table ini sudah pernah dilaksanakan, masing-masing akan dampaknya, baik dari bus Warga Baru maupun bus Kramatjati. Dan bagi bus-bus yang tidak tepat pada jadwalnya maka pemberangkatannya harus diganti dengan yang lain,”tutup Manto.(U-D)

Provider Selular Bagi Beasiswa



SUBANG, - Sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial PT Excelcomindo Pratama Tbk, salah satu Provider selular di Indonesia memberikan beasiswa kepada 50 orang siswa SMA/ SMK di Kabupaten Subang. Beasiswa tersebut diberikan secara langsung oleh PT EXCEL Comindo kepada 50 siswa/i SMA dan SMK Kabupaten Subang pada puncak acara Bulan Bhakti Karang Taruna, Minggu (9/12).
Menurut Kepala Area Sales Representative Purwakarta, Anne J Saptariyah, kepada RAKA mengatakan, pemberian beasiswa ini untuk 100 sekolah di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang. Untuk Kabupaten Purwakarta 50 sekolah dan untuk Kabupaten Subang 50 sekolah.
“Pemberian beasiswa iini diberikan untuk 100 sekolah di purwakarta dan subang. Saya datang ke para bupati setempat, dan saya jelaskan rencana baik kami ini. Dan mereka setuju, kita akan bagi dua2, 50 untuk subang dan 50 untuk purwakarta,”ungkap Anne.
Di Kabupaten Purwakarta, lanjut Anne, pemberian beasiswa untuk 50 sekolah itu terdiri dari 41 SMA/ SMK dan 9 dari Madrasah Alyah. Sedangkan dari Kabupaten Subang pemberian beasiswa untuk 50 sekolah tersebut semuanya diberikan kepada SMA dan SMK saja.
“Di Kabupaten Subang ini ternyata SMA, SMK dan Madrasah Aliyah itu lebih dari 100 sekolah. Sedangkan kami untuk saat ini hanya membagikan beasiswa untuk 50 sekolah saja, dan yang dikedepankan untuk saat ini SMA dan SMK, sehingga 50 Beasiswa tersebut hanya dibagikan kepada SMA dan SMK saja, dan kita berharap acara ini kedepannya bisa mencakup kepada yang lainnya,”tutur Anne.
Anne menambahkan, pelanggan Provider seluler XL di Kabupaten Subang ini mencapai sekitar hampir 1 juta orang. Sedangkan untuk Jawabarat sudah lebih dari 1 juta orang yang menggunakan Provider seluler XL. Sementara untuk Purwakarta sampai saat ini menduduki sebagai Revenue tertinggi se-Jawabarat. Perhitungan Revenue ini bisa dilihat dari pemakaian, pencapaian dan lainnya.
“Dari pelanggannya di Kabupaten Subang ini, kita bisa bilang sekitar hampir 1 juta. Dan untuk Jawa Barat sudah lebih dari 1 juta. Sementara untuk Purwakarta ini sampai saat ini menduduki sebagai revenue tertinggi se-Jawabarat. Revenue itu bisa dilihat dari pemakainya, pencapainya dan sebagainya,”ujar Anne.
Sementara untuk pengguna Jempol kebanyakan dari komunitas para pelajar, sedangkan untuk di luar pelajar misalnya para pekerja, mahasiswa dan ibu rumah tangga kebanyakan menggunakan Bebas.
“Ada kebanggan juga untuk Kabupaten Subang ini, karena di Kabupaten Subang ini ada daerah yang banyak TKW dan sampai sekarang masih banyak yang menggunakan jimat. Sekarang jimat itu bukan tidak ada tetapi sudah digabung dengan jempol. Bicara keluar negeri masih tetap Rp.16, lalu untuk SMSnya sendiri masih Rp.99, dari jam 9 pagi sampai jam 9 malem, tapi kalau dari 9 malem ke 9 pagi itu hanya Rp.45,”ujarnya.
Kalau untuk Bebas Anne melanjutkan, saat ini PT Excelcomindo Pratama Tbk masih promo Rp.1 perdetik. Targetnya untuk 2008 nanti ia ingin mencapai 2 kali lipat dari sekarang. Dan untuk Purwakarta-Subang, XL masih tetap nomor satu, dan untuk 2008 ia berharap XL masih tetap nomor satu.
“Kita mulai launching di purwakarta itu di tahun 2004, dan selalu nomor satu sampai sekarang. Untuk tahun 2008 nanti kita mungkin masih menargetkan ke komuitas sekolah. Kalau untuk TKW dan pekerja kita sudah garap lebih dulu. Tahun 2007 ini, Kami punya target menjadi provider kedua di Indonesia dalam jarak waktu 3 tahun kedepan,”tegas Anne.(U-D)

Sosok;

Bulan Bhakti Ajang Kreasi
Kegiatan Bulan Bhakti Karang Taruna yang diselenggarakan di Desa Tanggulun Timur Kecamatan Kalijati merupakan kegiatan yang positif. Selain memotivasi parapemuda untuk dapat lebih diterima oleh masyarakat juga sebagai ajang silaturahmi para pemuda karangtaruna itu sendiri.
“Salah satu hal yang paling positif sangat tampak pada saat puncak acara bulan bhakti karangtaruna kali ini, banyak aksi seni yangmerupakan budaya bangsa diperlihatkan, hingga Kecamatan Suabng sendiri mampu menggabungkan seni wayang golek dengan seni tari yang terlihat sangat bagus, ini baru pertama kali ditampilkan,”ungkap Eva Rizka Gadis yang menjadi pimpinan paduan suara SMAN 1 Kalijati ini.
Selain itu, lanjut Putri dari pasangan Rita Haryati dan Dede Zainal Mutaqin, warga Subang jadi bergabung dan berkumpul, dan tidak sedikit dijadikan ajang untuk bersilaturahmi, dan juga jarang-jarang orang berkumpul sebanyak ini.
“Akan sangat sulit untuk membuat orang berkumpul sebanyak ini, namun Karangtaruna Kabupaten Subang mampu membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi, ini sebuah prestasi yang sangat luar biasa,”tambah gadis yang mempunyai hobi menari ini.
Menurut gadis yang memiliki senyum manis ini, kegiatan BBKT yang digabungkan dengan perigatan hari krida pertanian meruipakan sebuah sinergitas kegiatanyang baik, saat dimana para ibu-ibu yang dalam kesehariannya sibuk bekerja mampu juga memberiakn sebuah peranan didepan publik.
“Emansipasi wanita positif yang sangat tampak dalam kegiatan ini, sampai ibu-ibu pun ikut ambil bagian dalam kegiatan hari krida pertanian, dan ini memang merupakan sebuah budaya bangsa yang sempat terlupakan oleh masyrakat perkotaan, dimana masyarakat guyub gawe bareng sauyunan menciptakan sebuah gotong royong dalam mewujudkan Subang yang maju,”tandasnya.(U-D)

Warga Majasari Tuntut Kadesnya Diberhentikan



SUBANG, – Ratusan warga Desa Majasari Kecamatan Cibogo melakukan aksi Demo ke Gedung DPRD Kabupaten Subang. Mereka menuntut agar Kepala Desa Majasari, Mulya Djaelatun segera diturunkan dan dihentikan dari jabatannya sebagai Kepala Desa, Senin (10/12).

Aksi demonstrasi tersebut terkait dengan adanya dugaan korupsi yang dilakukan oleh Kepala desa Majasari Kecamatan Cibogo. Baru melakukan orasi beberapa menit didepan gedung DPRD Kabupaten Subang, para demonstran langsung diterima dan dipersilahkan masuk oleh anggota Komisi A DPRD Kabupaten Subang, H.Rohidayat Jamal dan Agus Masykur serta Kepala Badan Pengawas Daerah (Bawasda), Cicin untuk menyalurkan aspirasi mereka.

Menurut tokoh pemuda Desa Majasari, Dede Dimyati (41), berdasarkan hasil investigasi yang dilakukannya bersama beberapa orang tokoh pemuda di Desa Majasari Kecamatan Cibogo, Kepala Desa (Kades) Majasari, Mulya Djaelatun patut diduga telah menggunakan uang setoran beras miskin (raskin) dari warga sebesar Rp.2.230.000 yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Sehingga dampaknya untuk bulan ini raskin tidak turun karena uangnya digalang.

“Kami menuntut agar Kepala Desa Majasari diturunkan dan diberhentikan dari jabatannya. Selain itu juga ia (kades-red) telah menjual 20 drum aspal dengan harga Rp. 12 juta rupiah kepada seseorang dan telah menggadaikan sarana dan prasarana Desa sebesar Rp.700 juta,”ungkap Dede.

Dede menambahkan, kades Majasari juga telah menggelapkan dana LED/ BKUD sebesar Rp.2 juta, penggadaian sawah bangkok milik desa seluas 300 bata dengan nilai Rp.7 juta, menggelapkan dana Pekan Olahraga Desa (Pordes) sebesar Rp.2,5 juta, dana pendataan masyarakat Rp. 1,5 juta dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 2 juta

“Dana LED/ BKUD sebesar Rp.2 juta telah digelapkan oleh kades, selain itu dana pordes sebesar Rp. 2,5 juta, dana pendataan masyarakat Rp. 1,5 juta, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 2 juta telah digelapkannya. Ia juga menggadaikan sawah bengkok milik warga seluas 300 bata dengan senilai Rp.7 juta,”tegas Dede.

Padahal, lanjut Dede, Kades Majasari tersebut baru menduduki jabatan sebagai Kepala desa selama 10 bulan. Selain melakukan tindakan KKN kades juga sering mencontohkan perbuatan yang tidak benar dan sering mabuk-mabukan, baik di dalam Desa Majasari ataupun di luar Desa Majasari.

“Kami sangat tidak percaya terhadap kepemimpinan Kepala Desa Majasari sekarang. Seharusnya, sebagai kepala desa, ia itu harusnya memberikan contoh suri tauladan yang baik, tetapi malah sebaliknya. Ia malah sering mencontohkan perbuatan yang tidak benar dan sering mabuk-mabukan, baik di dalam Desa Majasari maupun si luar Desa Majasari,”tandas Dede.

Sebetulnya, Dede melanjutkan Kepala Desa telah menyatakan dan mengakui kesalahannya di dalam rapat yang digelar oleh Kecamatan, karena Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) yang seharusnya menggelar rapat tersebut tidak bisa menjamin keamanan. Dan rapat tersebut dipandu oleh mantri Polisi serta disaksikan oleh Kapolsek, Kanit Intel dan Kaur Pemerintahan.

“Malahan yang bersangkutan (kades) mengakui bahwa dirinya telah melakukan tindakan korupsi di dalam rapat yang digelar oleh Kecamatan, dan dipandu oleh mantri Polisi serta disaksikan oleh Kapolsek dan Kaur Pemerintahan. Dan kesimpulannya, siap mundur dan siap diganti. Dan Kedatagnan Kami saat ini menuntut hasil dari rapat tersebut,”jelas Dede.

Menurut Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Subang, H.Rohidayat Jamal, hanya dapat menampung dan memberikan masukan, bahwa tindakan Korupsi yang dilakukan oleh Kepala Desa Majasari, seharusnya yang proaktif itu adalah lembaga BPD. Karena BPD yang berhak menuntut dan mengusulkan pemberhentian Kepala Desa melalui Camat kepada bupati, tetapi dengan data yang sangat kongkrit dan akurat yang bisa dipertanggung jawabkan secara hukum.

“Seharusnya BPD mengadakan rapat pleno untuk membuat pengajuan kepada bupati melalui Camat untuk memberhentikan Kepala Desa. Dibuat risalah dan dibuat keputusan rapatnya bahwa BPD Desa Majasari berkesimpulan agar Kepala desa Majasari dengan bukti-bukti yang akurat supaya bisa diberhentikan oleh bupati,”jelas Jamal.

Menurut Kepala Bawasda, Cicin Kusnadi, pihaknya akan melakukan investigasi terlebih dahulu mengenai tindakan korupsi yang dilakukan oleh Kepala Desa Majasari. Dan seharusnya pernyataan pengakuan Kepala Desa Majasari itu dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan, agar tidak harus melakukan investigasi lagi.

“Jika setuju kami akan langsung membentuk tim investigasi hari ini juga untuk melakukan investigasi menganai tindakan korupsi yang dilakukan oleh Kepala Desa Majasari, dan hasilnya paling lambat dalam seminggu ini,”ungkap Cicin.(U-D)

Peringati Hari Ibu Ke-79, Pertuni Galang Dana Bangun Asrama


SUBANG, – Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-79, Organisasi Ibu-Ibu di Kabupaten Subang menggelar Gebyar Pijat Sosial di Gedung Wisma Karya Kabupaten Subang, Selasa (11/12).

Para Organisasi tersebut meliputi Dharmawanita, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Gerak PKK, Pertiwi dan Korpri Kabupaten Subang. Kegiatan Gebyar Pijat Sosial tersebut dilaksanakan oleh para penyandang cacat tuna netra yang tergabung dalam Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Subang.

Menurut Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu, Ny. Hanna S Manurung, dalam rangka memperingati Hari Ibu yang ke 79, ia sengaja menggelarnya dengan acara Gebyar Pijat Sosial. Karena, ia mengaku, sebagai insting seorang ibu selalu ingin memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan ia melihat Pertuni di Kabupaten Subang sangat bagus, dan sangat berguna bagi masyarakat.

“Saya sangat salut kepada mereka (Pertuni) karena mereka sangat Proaktif. Apalagi saat ini Pertuni sedang memerlukan dana untuk membuat Asrama sebagai pusat pembinaan penyandang tuna netra di Kabupatn Subang. Dan moment ini merupakan moment yang sangat penting bagi Pertuni untuk mengabulkan keinginannya tersebut,”ungkap Hanna.

Hanna melanjutkan, dalam acara Gebyar Pijat Sosial ini Pertuni melakukan pijat refleksi secara massal kepada siapa saja, dan bagi yang ingin dipijat diwajibkan untuk membeli kupon dengan harga Rp10. ribu. Dan uang dari hasil kegiatan ini diberikan sepenuhnya kepada Pertuni yang ingin membangun sebuah asrama sebagai pusat pembinaan penyandang cacat tuna netra.

“Kami sudah menyebarkan kupon ini sejak 2 minggu yang lalu, Alhamdulillah kupon sudah terjual banyak. Dan acara ini terbuka bagi siapa saja. Tiap orang itu dipijat kurang lebih selama 20 menit. Dan juga salah satu manfaat pijat refleksi ini juga untuk mempertahankan kesehatan, dan ini yang sering tidak disadari oleh ibu-ibu,”ujar Hanna.

Sementara menurut Ketua Panitia Gebyar Pijat Sosial yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pertuni Kabupaten Subang, Garna “Boy” Abdullah, acara Gebyar Pijat Sosial diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Ibu ke-79 dan sekaligus menggalang dana untuk pembangunan asrama/ gedung pusat pembinaan penyandang cacat tunanetra.

“Asrama tersebut selain digunakan sebagai pusat pembinaan, juga digunakan untuk Sekretariat Pertuni, Central Usaha, dan Panti jompo khusus penyandang cacat Tuna Netra. Karena di Kabupaten Subang ini banyak para penyandang tunanetra yang sudah udjur dan tidak memiliki sanak famili,”tutur Boy.

Boy menambahkan, dalam rencana pembangunan asrama ini pihaknya sudah memiliki tanah seluas 1000 meter persegi atas pemberian dari Pemda Kabupaten Subang, yang letaknya di Jalan Kopti Raya Blok Rawakutuk Kelurahan Cigadung Kecamatan Subang.

“Dan kami sangat berterima kasih sebesar-besarnya terhadap dukungan dari ibu-ibu Dharmawanita Kabupaten Subang yang di koordinatori oleh ibu Sekda, karena tidak ada yang peduli terhadap kami selain mereka (Dharmawanita-red),”ungkap Boy.

Pun demikian dikatakan oleh Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Pertuni Kabupaten Subang, Hassanudin, DPC Pertuni Kabupaten Subang ini merupakan DPC yang paling bungsu di Indonesia, yang didirikan pada tahun 2000, dan jumlah anggotanya sudah mencapai sebanyak 811 orang.

“Kami pada acara ini hanya membawa 30 orang anggota Pertuni saja, yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 14 orang perempuan, dari jumlah anggota sebanyak 811 orang. Dan kami juga membawa 10 orang Mitra Bhakti (Pembimbing),”tutup Hassan.(U-D)

Minggu, 09 Desember 2007

Di sirkuit licin, Aep Terget Pertahankan Juara



SUBANG – Gudang Garam Motocross Kejuaraan Nasional (Kejurnas) tahun 2007 menjadi sebuah target kemenangan bagi pembalap asal Jawabarat Aep Dadang untuk merebut gelar juara yang kelima kalinya.

Hal tersebut diungkapkan Crosser asal Jawabarat yang saat ini memperkuat Team MNE MX Aep Dadang saat di temui di Pedoknya ketika beristirahat setelah melakukan latihan resmi, Sabtu (8/12).

Mudah-mudahan lanjut Dadang, di dalam balapan ini yang untuk menetukan QTT atau untuk memperebutkan posisi strart dan pelaksanaan balapan Grand Final besok (9/12) tidak ada kendala dan masalah apapun dan lancar-lancar saja, baik mengenai motor yang ia gunakan ataupun fisik dirinya sendiri.

“Mudah-mudahan dalam pertandingan ini, saya tidak menemukan kendala atau masalah apapun dan malahan sebaliknya, saya mengharapkan lancar-lancar saja dalam QTT ataupun pelaksanaan Grand Final besok,”ungkap Dadang yang memiliki nomor 35 itu.

Dadang menambahkan, walaupun ia baru pulang dari Australia kurang lebih selama 6 bulan lamanya untuk berlatih dan sudah mempunyai gelar Juara Nasional sebanyak 4 kali, ia tidak pernah menganggap remeh lawan-lawannya dan malahan menganggap mereka para Crosser semuanya berat.

“Saya tidak pernah menganggap lawan-lawan saya lemah, tetapi malahan sebaliknya, saya menganggap mereka adalah lawan-lawan yang kuat. Sehingga saya harus berkonsentrasi sekonsentrasi mungkin agar dapat merebut gelar juara kelima saya,”ujar Dadang.

Saat ini lanjut Dadang, ia menggunakan Honda 250 CC, yang sebelumnya ia juga pernah menggunakan Kawasaki, Suzuki dan Yamaha. Dan sirkuit Puri Subang Asri ini Dadang mengaku, memang bukan merupakan sirkuit yang tergolong susah ataupun mudah. Sirkuit ini mempunyai panjang 1200 meter atau 1,2 Kilometer, dan termasuk sirkuit yang biasa-biasa saja. Tetapi sirkuit ini termasuk sirkuit yang licin.

“Sirkuit Puri Subang Asri ini tergolong sirkuit yang biasa-biasa saja, tidak susah ataupun mudah. Tetapi sirkuit ini termasuk sirkuit yang licin apalagi jika cuaca hujan,”tutup Dadang.

Dalam Special Engine 125 QTT atau penentuan waktu untuk memperebutkan posisi, Dadang meraih posisi kedua dengan Best Time 1:11.611 di bawah Alexander Wiguna, pembalap dari Nusa Tenggara Barat dengan Best Time 1:11.564 dan diatas Zulfikar, pembalap dari Nangroe Aceh Darussalam dengan Best Time 1:11.761.(yudy)